KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr wb..
Puja dan puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT. Yang mana telah melimpahkan rahmat,taufiq,dan hidayah-NYA
sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya.Kami senang karena
dapat menyajkan laporan ini kepada para pembaca, meskipun laporan ini kami
susun untuk memenuhi tugas mata pelajaran biologi, namun kami juga berharap
agar laporan ini dapat membantu kami mengetahui lebih lanjut mengenai isi
laporan ini yaitu mengenai ‘LIMBAH HASIL KEGIATAN DI SEKITAR PASAR’ yang mana
akan menjadi topic pembahasan kami kali ini.
Kepada guru mapel biologi,kami
ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya karena telah membantu pembuatan
laporan ini. Kami menyadari,sedikit banyak yang dapat kami sampaikan disini,
tentunya masih banyak kekurangan yang perlu kami benahi. Karena kami sadar tak
ada satu mahluk pun yang sempurna, kerena kesempurnaan hanya milik Allah
semata. Maka dari itu,kami sangat meminta bantuan atas partisipasi pembaca
dalam perbaikan laporan kami kali ini.
Kritik & saran yang membangun sangat kami perlukan
untuk perbakan laporan dimasa mendatang. Hanya ini yang dapat kami persembahkan
semoga dapat bermanfa’at bagi kita semua..
Wassalamu’alaikum
wr wb..
PENULIS
DAFTAR
ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
B.
TUJUAN
BAB II: KAJIAN PUSTAKA
KAJIAN
TEORI TENTANG “ KETERKAITAN AKTIVITAS MANUSIA TERHADAP PERMASALAHAN LINGKUNGAN
BAB III: METODOLOGI
A. LOKASI
OBSERVASI
B.
WAKTU OBSERVASI
C.
CARA KERJA
BAB IV: PEMBAHASAN
A. HASIL
PENGAMATAN
B.
PEMBAHASAN
C.
REFLEKSI DIRI SEBAGAI SISWA TERHADAP
PERMASALAHAN YANG DIKAJI.
BAB IV: PENUTUP
A.KESIMPULAN
B.SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I:
PENDAHULUAN
A.LATAR
BELAKANG MASALAH
Dewasa ini, kita
banyak menemukan berbagai macam masalah yang di timbulkan oleh kegiatan manudia
yang berhubungan dengan limbah. Kita perlu mengenel apa itu limbah..Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri
maupun domestik (rumah tangga). Dimana masyarakat bermukim, disanalah berbagai
jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada air buangan
dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water).
Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki
nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan
kimia Senyawa organik dan Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas
tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama
bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah.
Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan
karakteristik limbah.
Kita akan merasa terganggu oleh
aktivitas-aktivitas yang berdampak pada penghasilan limbah yang akirnya memuat
berbagai permasalahan seperti:
·
Tersumbatnya
selokan
·
Menimbulkan
bau tak sedap
·
Mengganggu
pemandangan
·
Serta dapat
menimbulkan berbagai macam penyakit jika tak diatasi dengan baik.
Oleh karena itu,kami
mengadakan penelitian tentang limbah agar dapat mengetahui pengaruhnya terhadap
lingkungan, dan agar dapat merumuskan solusi terbaik untuk penanganan limbah
tersebut sehingga dapat membantu mengatasi permasalahan yang ada.
Dan laporan ini,kami buat
untuk realisasi pengamatan kami, dan untuk melaporkan hasil kegiatan
dilapangan. Semoga apa yang kami sajikan dapat bermanfaaat, dan dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan penelitian lebih lanjut.
B.TUJUAN PENULISAN
Kami membuat laporan hasil
pengamatan ini dengan tujuan sebagai
berikut:
·
Melaporkan
hasil kegiatan kami selama di lapangan
·
Pendataan
lebih lanjut tentang limbah yang kami amati
·
Perealisasian
hasil pengamatan kami di lapangan
·
Sebagai bahan
referensi pembaca tentang penanganan limbah
Demikian tujuan pembuatan
laporan ini,semoga laporan inimdapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Dan dapat menjadi bahan
kajian lebih lanjut tentang penanganan limbah agar bisa mengurangi pengaruh
buruk limbah terhadap lingkungan.
BAB II: KAJIAN PUSTAKA
Kegiatan
pembangunan dan pesatnya kemajuan teknologi di berbagai
bidang
telah dan akan terus menimbulkan dampak positif maupun dampak negatif
pada
lingkungan, yaitu berupa pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup yang
pada
akhirnya akan berakibat pada penurunan kualitas atau degradasi lingkungan.
Kegiatan
pembangunan terjadi pada berbagai sektor industri, pertanian, perikanan,
peternakan,
perkebunan, pariwisata, kesehatan, pertambangan, perumahan,
perdagangan
dan transportasi. Kegiatan-kegiatan tersebut diperkirakan akan dan
telah
mempengaruhi kelestarian lingkungan hidup. Kegiatan pembangunan
apabila
tidak memperhatikan kualitas lingkungan tentunya akan mengakibatkan
terganggunya
keseimbangan ekosistem dan terjadinya degradasi lingkungan
seperti
tanah longsor, erosi, sedimentasi, penggundulan hutan, peningkatan lahan
kritis,
pencemaran tanah, air dan udara, abrasi pantai, instrusi air asin, serta
penurunan
debit air permukaan dan air tanah. (Sastrawijaya, 2009).
Antara manusia dan lingkungan hidupnya terdapat hubungan
timbal balik.
Manusia
mempengaruhi lingkungan hidupnya dan sebaliknya manusia
dipengaruhi
oleh lingkungan hidupnya. Manusia ada di dalam lingkungan
hidupnya
dan ia tidak dapat terpisahkan daripadanya (Sastrawijaya, 2009). Jika
lingkungan
rusak, maka manusia dalam melakukan aktivitasnya akan terganggu
juga.
Lingkungan hidup yang rusak adalah lingkungan yang tidak dapat lagi
menjalankan
fungsinya dalam mendukung kehidupan. Keinginan manusia untuk
meningkatkan
kualitas hidupnya merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari,
namun
tanpa disertai kearifan dalam proses pencapaiannya, justru kemerosostan
kualitas
hidup yang akan diperoleh. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
manusia
melakukan eksploitas sumber daya alam. Seiring dengan perubahan
peradaban,
kebutuhan terus berkembang baik jenis maupun jumlahnya, sedangkan
penyediaan
sumber daya alam terbatas. Eksploitasi yang berlebihan akan
mengakibatkan
merosotnya daya dukung lingkungan.
2 Disisi lain dalam proses penyediaan barang kebutuhan
manusia juga akan
dihasilkan
limbah yang akan menjadi beban bagi lingkungan untuk
mendegradasinya.
Jumlah limbah yang semakin besar yang tidak terdegradasi
akan
menimbulkan masalah baru yaitu pencemaran bagi lingkungan (Paryadi,
2008).
Kondisi yang terjadi sekarang terhadap lingkungan sungguh
menyedihkan.
Manusia
yang seharusnya memelihara, menjaga, serta melestarikan lingkungan
malah
semakin membuat tekanan yang luar biasa terhadap lingkungan. Eksploitasi
besar-besaran
terhadap SDA, pertumbuhan penduduk yang meningkat,
perkembangan
teknologi, ekonomi dan aktivitas sosial tanpa memperhatikan daya
dukung
dan daya tampung lingkungan telah menyebabkan kemerosotan
lingkungan
dan pencemaran.
Terkait
masalah-masalah lingkungan yang makin hari makin bertambah
banyak
dan beragam tersebut, sangat diperlukan adanya suatu pengelolaan agar
lingkungan
yang ada yang sudah mengalami penurunan kualitas tersebut tidak
menjadi
semakin parah namun terjadi pemulihan yang lebih baik.
3Dalam Pasal 65 poin keempat UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, disebutkan bahwa setiap orang
berhak
dan berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup. Dalam hal ini institusi
pendidikan
juga diharapkan mampu untuk turut serta mengambil peran dalam
pengelolaan
lingkungan.
Menurut
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional,
disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik sacara
aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Jenis
pendidikan di Indonesia dibedakan menjadi 3 jenis yaitu pendidikan
formal
yaitu jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas
pendidikan
dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi; pendidikan
nonformal
yaitu berupa jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat
dilaksanakan
secara terstruktur dan berjenjang; serta pendidikan informal berupa
pendidikan
yang diperoleh melalui keluarga dan lingkungan (Mendiknas, 2003).
Menurut
Widaningsih (2010) secara formal pendidikan lingkungan hidup
menjadi
salah satu alternatif yang rasional untuk memasukkan pendidikan
lingkungan
ke dalam kurikulum.
Pendidikan lingkungan hidup merupakan salah
satu
faktor penting dalam keberhasilan dalam pengelolaan lingkungan hidup dan
juga
menjadi sarana yang sangat penting dalam menghasilkan sumber daya
manusia
yang dapat melaksanakan prinsip pembangunan berkelanjutan.
Menurut
konvensi UNESCO di Tbilisi (1997) dalam Hamzah (2007)
pendidikan
lingkungan hidup merupakan suatu proses yang bertujuan untuk
menciptakan
suatu masyarakat dunia yang memiliki kepedulian terhadap
lingkungan
dan masalah-masalah yang terkait di dalamnya serta memiliki
pengetahuan,
motivasi, komitmen, dan keterampilan untuk bekerja, baik secara
perorangan
maupun kolektif dalam mencari alternatif atau memberi solusi
terhadap
permasalahan lingkungan hidup yang ada sekarang dan untuk
menghindari
timbulnya masalah-masalah lingkungan hidup baru.
4
Adapun
tujuan umum pendidikan lingkungan hidup menurut konferensi
Tbilisi
(1997) adalah : (1) untuk membantu menjelaskan masalah kepedulian serta
perhatian
tentang saling keterkaitan antara ekonomi, sosial, politik, dan ekologi di
kota
maupun di wilayah pedesaan; (2) untuk memberikan kesempatan kepada
setiap
orang untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, komitmen, dan
kemampuan
yang dibutuhkan untuk melindungi dan memperbaiki lingkungan,
dan
(3) untuk menciptakan pola perilaku yang baru pada individu, kelompok, dan
masyarakat
sebagai suatu keseluruhan terhadap lingkungan.
Tujuan yang ingin dicapai tersebut meliputi aspek :
(1)
pengetahuan, (2) sikap, (3) kepedulian. (4)
keterampilan,
dan (5) partisipasi.
Menurut
Nurjhani (2009) pendidikan lingkungan dibutuhkan dan harus
diberikan
kepada anak sejak dini agar mereka mengerti dan tidak merusak
lingkungan.
Hal ini dipengaruhi beberapa aspek antara lain :
a) Aspek Kognitif, pendidikan lingkungan hidup mempunyai
fungsi untuk
meningkatkan
pemahaman terhadap permasalahan lingkungan, juga mampu
meningkatkan
daya ingat, penerapan, analisis, dan evaluasi.
b) Aspek Afektif, pendidikan lingkungan hidup berfungsi
meningkatkan
penerimaan,
penilaian, pengorganisasian dan karakteristik kepribadian dalam
menata
kehidupan dalam keselarasan dengan alam.
c) Aspek Psikomotorik, pendidikan lingkungan hidup berperan
dalam meniru,
memanipulasi
dalam berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya dalam
upaya
meningkatkan budaya mencintai lingkungan.
d) Aspek minat, pendidikan lingkungan hidup berfungsi
meningkatkan minat
dalam
diri anak.
Pendidikan Lingkungan Hidup di Indonesia telah diupayakan
oleh berbagai
pihak
sejak awal tahun 1970-an. Selama ini pelaksanaan Pendidikan Lingkungan
Hidup
dilakukan oleh masing-masing pelaku pendidikan lingkungan hidup secara
terpisah.
Dewasa ini disadari bahwa berbagai upaya yang telah, sedang dan akan
dilakukan
dalam pendidikan lingkungan hidup perlu dicermati oleh seluruh
pemangku
kepentingan agar efektivitas pengembangan pendidikan lingkungan
hidup menjadi lebih
terencana, konsisten dan terstruktur.
BAB III: METODOLOGI
A. LOKASI
OBSERVASI
Lokasi
tempat pengamatan kami adalah ‘Pasar Induk Majenang’
B. WAKTU OBSERVASI
Waktu
pengamatan sekitar pukul 14:00. Yaitu
ketika kami pulang sekolah.
C. CARA KERJA
Kami melakukan pengamatan langsng di lapangan, dan melakukan wawancara
langsung dengan petugas kebersihan pasar ‘Bpk Mustafa’
BAB IV: PEMBAHASAN
A. HASIL PENGAMATAN
NO
|
JENIS LIMBAH
|
KATEGORI LIMBAH
|
JUMLAH LIMBAH PERHARI
|
|
ORGANIK
|
ANORGANIK
|
|||
1
|
Sisa-sisa sayuran
|
ü
|
|
1 bak besar
|
2
|
Plastik
|
|
ü
|
½ gerobak
|
3
|
Sisa buah-buahan
|
ü
|
|
1 bak besar
|
4
|
Bulu-bulu ayam
|
ü
|
|
1 karung kecil
|
5
|
Sisik-sisik ikan
|
ü
|
|
1 karung kecil
|
6
|
Botol-botol bekas
|
|
ü
|
2 karung kecil
|
Gambar
hasil pengamatan:
B. PEMBAHASAN
Limbah yang tertera dalam tabel di
atas,mrupakan limbah yang dihasilkan dari aktifitas di sekitar
pasar.berdasarkan hasil wawancara kami di dapati bahwa,sejauh ini belum ada
pengelompokan terhadap limbah organik maupun anorganik, Selain itu,limbah yang
telah di kumpulkan menjadi satu dalam sebuah gerobak besar,akhirnya diangkut ke tempat pembuangan
sampah yang terletak di desa Limbangan kec. Wanareja, dan sebelumnya tidak
dilakukan penanganan apapun terhadap limbah tersebut seperti pendaur ulangan
limbah menjadi produk bernilai ekonomi tinggi..
Adanya limbah di sekitar pasar tentunya
mengganggu aktivitas warga di sekitar pasar, dan memberi dampak seperti:
·
Tersumbatnya
selokan
·
Menimbulkan
bau tak sedap
·
Mengganggu
pemandangan
·
Serta dapat
menimbulkan berbagai macam penyakit jika tak diatasi dengan baik.
Dalam hal ini,hanya petugas kebersihan pasarlah yang berperan dalam
penanganan limbah, seperti pada pengumpulan sampah sampai pengangkutan sampah
hingga dibawa ketempat pembuangan sampah di Desa Limbangan.
Pengangkutan sampah dilakukan setiap hari,
namun tentunya masih meninggalkan dampak terhadap lingkungan awal tempat
berkumpulnya sampah. Padahal, warga sekitar pasarlah yang ikut serta secara
aktif dalam penghasilan sampah. Serta warga sekitar pasar pulalah yang
merasakan dampaknya.
C. REFLEKSI DIRI SEBAGAI SISWA TERHADAP
PERMASALAHAN YANG DIKAJI.
Sebagai siswa, meskipun tidak merasakan
langsung dampak limbah tersebut,namun kami turut prihatin dalam hal ini.Sebenarnya
masih banyak alternatif yang dapat di lakukan untuk pengolahan limbah tersebut.
Berikut alternatif yang kami sarankan untuk pengolahan limbah
tersebut,seperti:
A. Pengelolaan Limbah
Plastik Dengan Metode Recycle (Daur Ulang)
Pemanfaatan limbah
plastik merupakan upaya menekan pembuangan plastik seminimal mungkin dan dalam
batas tertentu menghemat sumber daya dan mengurangi ketergantungan bahan baku
impor. Pemanfaatan limbah plastik dapat dilakukan dengan pemakaian kembali (reuse)
maupun daur ulang (recycle). Di Indonesia, pemanfaatan limbah plastik
dalam skala rumah tangga umumnya adalah dengan pemakaian kembali dengan
keperluan yang berbeda, misalnya tempat cat yang terbuat dari plastik digunakan
untuk pot atau ember. Sisi jelek pemakaian kembali, terutama dalam bentuk
kemasan adalah sering digunakan untuk pemalsuan produk seperti yang seringkali
terjadi di kota-kota besar (Syafitrie, 2001).
Pemanfaatan limbah
plastik dengan cara daur ulang umumnya dilakukan oleh industri. Secara umum
terdapat empat persyaratan agar suatu limbah plastik dapat diproses oleh suatu
industri, antara lain limbah harus dalam bentuk tertentu sesuai kebutuhan
(biji, pellet, serbuk, pecahan), limbah harus homogen, tidak terkontaminasi,
serta diupayakan tidak teroksidasi. Untuk mengatasi masalah tersebut, sebelum
digunakan limbah plastik diproses melalui tahapan sederhana, yaitu pemisahan,
pemotongan, pencucian, dan penghilangan zat-zat seperti besi dan sebagainya
(Sasse et al.,1995).
Terdapat hal yang
menguntungkan dalam pemanfaatan limbah plastik di Indonesia dibandingkan negara
maju. Hal ini dimungkinkan karena pemisahan secara manual yang dianggap tidak
mungkin dilakukan di negara maju, dapat dilakukan di Indonesia yang mempunyai
tenaga kerja melimpah sehingga pemisahan tidak perlu dilakukan dengan peralatan
canggih yang memerlukan biaya tinggi. Kondisi ini memungkinkan berkembangnya
industri daur ulang plastik di Indonesia (Syafitrie, 2001).
Pemanfaatan plastik
daur ulang dalam pembuatan kembali barang-barang plastik telah berkembang
pesat. Hampir seluruh jenis limbah plastik (80%) dapat diproses kembali menjadi
barang semula walaupun harus dilakukan pencampuran dengan bahan baku baru dan
additive untuk meningkatkan kualitas (Syafitrie, 2001). Menurut Hartono (1998)
empat jenis limbah plastik yang populer dan laku di pasaran yaitu polietilena
(PE), High Density Polyethylene (HDPE), polipropilena (PP), dan asoi.
B.
Plastik
Daur Ulang Sebagai Matriks
Di Indonesia, plastik
daur ulang sebagian besar dimanfaatkan kembali sebagai produk semula dengan
kualitas yang lebih rendah. Pemanfaatan plastik daur ulang sebagai bahan
konstruksi masih sangat jarang ditemui. Pada tahun 1980 an, di Inggris dan
Italia plastik daur ulang telah digunakan untuk membuat tiang telepon sebagai
pengganti tiang-tiang kayu atau besi. Di Swedia plastik daur ulang dimanfaatkan
sebagai bata plastik untuk pembuatan bangunan bertingkat, karena ringan serta
lebih kuat dibandingkan bata yang umum dipakai (YBP, 1986).
Pemanfaatan plastik
daur ulang dalam bidang komposit kayu di Indonesia masih terbatas pada tahap
penelitian. Ada dua strategi dalam pembuatan komposit kayu dengan memanfaatkan
plastik, pertama plastik dijadikan sebagai binder sedangkan kayu sebagai
komponen utama; kedua kayu dijadikan bahan pengisi/filler dan plastik
sebagai matriksnya. Penelitian mengenai pemanfaatan plastik polipropilena daur
ulang sebagai substitusi perekat termoset dalam pembuatan papan partikel telah
dilakukan oleh Febrianto dkk (2001). Produk papan partikel yang dihasilkan
memiliki stabilitas dimensi dan kekuatan mekanis yang tinggi dibandingkan
dengan papan partikel konvensional. Penelitian plastik daur ulang sebagai
matriks komposit kayu plastik dilakukan Setyawati (2003) dan Sulaeman (2003)
dengan menggunakan plastik polipropilena daur ulang. Dalam pembuatan komposit
kayu plastik daur ulang, beberapa polimer termoplastik dapat digunakan sebagai
matriks, tetapi dibatasi oleh rendahnya temperatur permulaan dan pemanasan
dekomposisi kayu (lebih kurang 200°C).
C. MARI KELOLA LINGKUNGAN
1. Mengelola sampah
Dampak sampah pada lingkungan
![]() |
Sampah yang bertumpuk pada
suatu tempat akan menyebabkan :
— Berkurangnya estetika (tidak
sedap dipandang mata)
— Merusak struktur tanah
— Mengotori air
— Menyebabkan bau
— Menyebarkan bibit penyakit
|
Tindakan bijak dalam membuang sampah à buanglah sampah pada tempatnya
Sistem Penanganan Sampah Berbasis
Masyarakat

Kompos
Kompos adalah pupuk yang dibuat dari sampah organik. Sampah organic secara alami akan
mengalami peruraian oleh berbagai jenis mikroba, binatang yang hidup di tanah,
enzim dan jamur. Proses peruraian ini memerlukan kondisi
tertentu, yaitu suhu, udara dan kelembaban. Makin cocok kondisinya, makin cepat
pembentukan kompos
Sekilas Mengenai
AKTIVATOR
AKTIVATOR berfungsi untuk mempercepat pengolahan sampah dengan cara
fermentasi. Aktivator ini merupakan campuran mikroorganisme baik yang bersifat aerob
maupun anaerob.
Campuran
mikroorganisme tersebut diantaranya terdiri dari : jamur fermentasi, bakteri
fotosintesis, ragi, bakteri asam laktat dan actinomycetes. Mikroorganisme
ini dapat hidup bersama karena saling bersimbiosis satu sama lain. Karena
sifatnya, komunitas mikroorganisme ini dapat mempercepat dekomposisi bahan
organik sehingga tidak menimbulkan bau. Tiap-tiap spesies mikroorganisme di
dalam komunitas mempunyai fungsi masing-masing.
Bagaimana Membuat Kompos Yang Baik ?
Kelancaran proses pembuatan kompos dan
kualitas kompos tergantung dari sampah yang dipilah. Sebaiknya sampah hanya
terdiri dari sampah organik, seperti daun-daunan lunak, sisa kulit buah, sisa
sayuran dan sisa-sisa makanan.
Bahan Baku Pembuatan Kompos
.
·
Aktivator Cair

·
Sampah Dapur (sisa makanan, potongan sayur buah)
·
Sampah Halaman ( guguran daun, potongan rumput, potongan
tanaman, sapuan halaman )
·
Kotoran ternak
Cara Pembuatan
Kompos Dari Sampah Dapur
— Sampah Organik
berupa sisa makanan, kulit buah,
sisa sayuran dipotong-potong ± 2
cm
— Sisa sayur
sebaiknya dicuci, ditiriskan.
— Campurkan
sampah organik dengan bokashi
— Wadah
pengomposan diisi dengan kompos jadi
kira-kira 1/3 bagian dari wadah
— Tutup dengan
tampah, atau karung plastik, supaya udara tetap bisa masuk tapi tidak
dihinggapi lalat
— Taruh wadah ditempat yang
terlindung dari hujan dan panas matahari
langsung.
— Proses
pengomposan berjalan bila timbul panas.
— Sampah hari
berikutnya ditaruh diatasnya setelah
ditaburkan bokashi. Timbunan sampah sebelumnya diaduk merata untuk
memberi udara segar.
— Setelah 2 hari
dilakukan pengadukan dan bila tumpukan terlihat kering berikan percikan
air secukupnya secara merata, tetapi bila basah taburkan sedikit dedak.
— Kompos akan
jadi dalam waktu 4 hari
![]() |
![]() |
![]() |
Manfaat pupuk kompos
Pupuk kompos memberikan beberapa manfaat spt :
— Menyediakan unsur hara bagi
tanaman
— Menggemburkan tanah
— Memperbaiki struktur tanah dan tekstur tanah
— Meningkatkan daya ikat tanah
terhadap air
— Memudahkan daya ikat tanah
terhadap air
— Menjadi salah satu alternatif
pengganti pupuk kimia karena harganya lebih murah, bekualitas dan ramah
lingkungan
![]() |
![]() |
|
Aplikasi
kompos pada tanaman rumah
|
||
![]() |
![]() |
|
Aplikasi
kompos pada tanaman pertanian
|
||
![]() |
![]() |
|
Ciptakan
lingkungan asri di permukiman
|
||
BAB
IV: PENUTUP
A.KESIMPULAN
Sebenarnya banyak hal yang
dilakukan agar limbah yang tidak bermanfaat masih dapat didaur ulang guna
mengurangi dampak limbah terhadap lingkungan.. jadi,jaga lingkungan kita, dan
pergunakan apa yang masih dapat dipergunakan dan dapat mengurangi produksi
limbah….
B.SARAN
A. Saran bagi pembaca
Karena
kita telah mengetahui betapa dampak limbah tidak baik bagi lingkungan, maka
jaga dan perhatikan penggunaan alat-alat yang dapat menjadi produk limbah dan
kurangi penggunaannya..!!
B. Saran untuk umum
Gunakan
sesuatu sesuai dengan kebutuhan, agar tak menambah produksi limbah… Dan jaga
lingkungan kita!!
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar