Jumat, 21 Juni 2024

pengalaman mengajar anak usia dini ABK (speech delay)

 saya ada ank ABK di tahun 2023 dia masuk lembaga saya usia sudah 7th dia masuk siswa ABK karena dia speech delay, kami tetap memasukkan dikelas reguler, yang bertujuan agar anak ini tidak merasai didiskriminasikan, dibawah ini beberapa point yang sudah saya terapkan

1. Memahami Kebutuhan Unik Anak

Salah satu tantangan terbesar dalam mengajar ABK adalah memahami kebutuhan unik si anak. Setiap anak memiliki jenis dan tingkat kebutuhan khusus yang berbeda-beda. Hal ini membutuhkan observasi yang cermat dan komunikasi yang terbuka dengan orang tua maupun profesional terkait untuk memahami kebutuhan individual anak.

Pengalaman: Saya pernah mengajar seorang anak dengan speech delay yang memiliki kesulitan dalam komunikasi dan interaksi sosial. Melalui observasi dan komunikasi dengan orang tuanya, saya mengetahui bahwa anak tersebut lebih mudah memahami instruksi dalam bentuk visual. Oleh karena itu, saya mulai menggunakan gambar dan simbol dalam pembelajaran untuk membantunya memahami materi pelajaran.

2. Menyesuaikan Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran yang efektif untuk anak biasa mungkin tidak selalu cocok untuk ABK. Pendidik perlu kreatif dan fleksibel dalam menyesuaikan metode pembelajaran dengan kebutuhan individual setiap anak. Hal ini dapat melibatkan penggunaan berbagai media pembelajaran, modifikasi kurikulum, dan strategi pengajaran yang berbeda.

Pengalaman: anak ABK ini juga seorang anak dengan keterlambatan perkembangan motorik halus. Anak tersebut kesulitan dalam memegang pensil dan menulis. Oleh karena itu, saya mulai dengan memberinya kegiatan yang melatih motorik halus seperti bermain plastisin, menggambar dengan jari, dan meronce manik-manik. Setelah motorik halusnya semakin berkembang, barulah saya mulai mengenalkan kegiatan menulis dengan menggunakan pensil yang lebih besar dan latihan menulis yang lebih sederhana. menulis adalam hal ini bukan huruf namun seperti garis.

3. Menjalin Kerja Sama dengan Orang Tua dan Profesional Terkait

Kerja sama dengan orang tua dan profesional terkait sangat penting dalam keberhasilan pendidikan ABK. Orang tua dan profesional terkait dapat memberikan informasi yang berharga tentang kebutuhan anak dan membantu pendidik dalam mengembangkan program pembelajaran yang sesuai.

Pengalaman: Saya juga menerapkan metode bekerja sama untuk membantu seorang anak menyamakan pembelajaran yang dipakai oada anak ABK tersebut. agar anak tidak bingung dalam menyikapi semua pembelajaran yang diberikan kepadanya. anak juga jadi lebih mudah dalam meresap semua pembelajaran yang guru dan orang tua ajarkan.

4. Merayakan Kemajuan Sekecil Apapun

Kemajuan dalam belajar pada ABK seringkali terjadi secara bertahap dan membutuhkan waktu yang lama. Pendidik perlu bersabar dan fokus pada kemajuan sekecil apapun yang dicapai oleh anak. Hal ini dapat membantu anak untuk tetap termotivasi dan merasa percaya diri.

Pengalaman: untuk penerapan point 4 ini kepada ABK yang mengalami kesulitan dalam berbicara. Anak tersebut hanya bisa mengucapkan beberapa kata sederhana. Pada suatu hari, anak tersebut berhasil mengucapkan kalimat pertamanya. Hal ini merupakan pencapaian yang sangat membanggakan bagi anak tersebut dan saya sebagai pendidiknya. jadi anak akan merasakan disaat dia berhasil tidak hanya dia saja yang bahagia tapi ada guru dan orang tuanya juga yang bahagia dan bangga akan pencapaian yang dia capai.

5. Belajar dan Berkembang sebagai Pendidik

Mengajar ABK merupakan proses belajar yang tiada henti bagi saya. Setiap hari saya belajar hal-hal baru tentang kebutuhan dan karakteristik unik anak-anak. Hal ini membuat saya terus berkembang sebagai seorang pendidik dan menjadi lebih terampil dalam mengajar anak-anak dengan berbagai jenis karakter. dengan menghadapi anak ABK ini harapan saya bisa mendapatkan pengalaman lebih baik untuk menanganai anak ABK atau peserta didik biasa.

Pengalaman: Saya mendapatkan ilmu tentang ABK dikampus walaupun hanya secara umum saja. Namun Perkulihaan tersebut memberikan saya pengetahuan lain yang belum saya ketahui, saya jd memahami lebih dalam tentang perilaku dan kebutuhan ABK. Saya kemudian menerapkan strategi yang saya pelajari dalam pembelajaran di kelas dan melihat hasil yang positif pada ABK dikelas saya.

Untuk penanganan terlambat bicara si anak, saya dari awal sudah membiarkan ABK tetap 1 kelas dengan anak lainnya dan saya pasangkan dengan anak yang memang memiliki karakter suka ngobrol, bercerita, jadi selain dia belajar sosialisasi dengan anak - lain, dia sedikit demi sedikit akan terbawa bicara dan semakin banyak kosa kata yang diucapkannya.

Penilaian pada anak usia dini

 Setiap anak memiliki karakter dan kepribadian yang unik. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk memahami pengalaman dan perilaku anak agar dapat memberikan pembelajaran yang tepat.

  • Membangun hubungan yang baik dengan anak: Luangkan waktu untuk berbicara dengan anak, mendengarkan ceritanya, dan bermain bersamanya.
  • Amati perilaku anak: Perhatikan bagaimana anak berinteraksi dengan orang lain, bagaimana mereka bereaksi terhadap situasi tertentu, dan bagaimana mereka mengekspresikan emosinya
  • Bicarakan dengan orang tua anak: Orang tua dapat memberikan informasi yang berharga tentang pengalaman dan perilaku anak di rumah.
  • Gunakan berbagai metode penilaian: Gunakan berbagai metode penilaian, seperti observasi, wawancara, dan tes, untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang perkembangan anak
  • Penilaian terhadap anak usia dini berkebutuhan khusus (ABK) dilakukan untuk mengetahui tingkat perkembangan anak dalam berbagai aspek, seperti:

    • Aspek Fisik Motorik: Kemampuan anak dalam bergerak dan mengendalikan tubuhnya.
    • Aspek Kognitif: Kemampuan anak dalam berpikir, belajar, dan memecahkan masalah.
    • Aspek Bahasa: Kemampuan anak dalam berkomunikasi dengan orang lain.
    • Aspek Sosial Emosional: Kemampuan anak dalam bersosialisasi dengan orang lain dan mengelola emosinya.
    • Aspek Seni: Kemampuan anak dalam mengekspresikan diri melalui seni.

    Contoh Penilaian ABK harus dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan, dengan menggunakan berbagai metode dan alat penilaian yang sesuai dengan kebutuhan anak.

    Metode Penilaiannya

    • Observasi: Mengamati perilaku anak dalam berbagai situasi, dari awal dia masuk.
    • Wawancara: Sering kali mngajak ngobrol dengan anak, orang tua, dan tman dekatnya untuk mendapatkan informasi tentang perkembangan ABK
    • Tes: Memberikan tes kepada anak untuk mengukur kemampuannya dalam berbagai aspek.
    • Portofolio: Mengumpulkan dokumentasi tentang perkembangan anak, seperti hasil karya, catatan harian, dan foto. Wlwpun tidak se sempurna anak yg lainnya.

    Alat Penilaian:

    • Skala Perkembangan: Alat penilaian yang digunakan untuk mengukur perkembangan anak dalam berbagai aspek.
    • Daftar Periksa: Alat penilaian yang digunakan untuk mencatat apakah anak sudah mencapai kemampuan tertentu.
    • Pedoman Observasi: Alat penilaian yang digunakan untuk mencatat perilaku anak dalam situasi tertentu.

    Contoh Penilaian Berdasarkan Aspek Perkembangan:

    Aspek Fisik Motorik:

    • Kemampuan motorik kasar: Berjalan, berlari, melompat, memanjat, dan menendang bola.
    • Kemampuan motorik halus: Menggenggam benda, mewarnai, menggambar, dan menulis.

    Aspek Kognitif:

    • Kemampuan memecahkan masalah: Menyelesaikan puzzle, mengikuti petunjuk, dan membuat keputusan.
    • Kemampuan berpikir logis: Mengurutkan benda, memahami sebab akibat, dan menyelesaikan masalah matematika.

    Aspek Bahasa:

    • Kemampuan komunikasi: Berbicara, mendengarkan, dan memahami bahasa.
    • Kemampuan kosakata: Mengetahui arti kata-kata dan menggunakannya dalam kalimat.

    Aspek Sosial Emosional:

    • Kemampuan bersosialisasi: Bermain dengan teman, berbagi, dan mengikuti aturan.
    • Kemampuan mengelola emosi: Mengungkapkan emosi dengan tepat dan menyelesaikan konflik.

    Aspek Seni:

    • Kemampuan mengekspresikan diri: Menggambar, mewarnai, menyanyi, dan menari.
    • Kemampuan berkreasi: Membuat karya seni dengan menggunakan berbagai bahan dan teknik.

    Penilaian terhadap ABK harus digunakan untuk membantu anak mencapai potensinya yang maksimal. Hasil penilaian harus digunakan untuk menyusun program pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak. Apa lagi untuk anak ABK kita sebagai guru harus tetap memberikan bimbingan khusus.

  •