Kamis, 15 Juni 2023

MODUL 11 PSIKOLOG AGAMA

 KONSEP AL - QALB


1.     Pengertian Qalb

                Dalam banyak kamus bahasa Arab-Indonesia, kata qalb, bila berdiri sendiri, diartikan

dengan hati, jantung dan akal. Bila dalam bentuk ungkapan, seperti qalb al-jaisy berarti tentara yang berada di tengah. Ungkapan qalb kulli syai' berarti hati, pati, pusat atau sari sesuatu. Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi hati. Namun demikian, Hati selain memiliki arti  biologis (liver), juga memiliki pengertian sebagai sesuatu yang ada di dalam tubuh manusia yang dianggap sebagai tempat segala perasaan batin dan tempat menyimpan pengertian-pengertian (perasaan-perasaan).

Penyebutan qalb dalam Al Qur’an, kata qalb digunakan sebanyak 144 kali. Penggunaan qalb selalu merujuk pada hal-hal yang berkaitan dengan emosi dan akal pada manusia. Ia memiliki arti lebih khusus dari nafs sebagai penggerak naluri atau biologis, yaitu hanya  terbatas pada bagian yang disadari.

a.       Surat Asyu’araa’ (26)  ayat 89.

b.       Surat Al Hujuraat (49)  ayat Maa’idah (5) ayat 41.

c.       Surat Al Maa’idah (5) ayat 41.


2.      Keanekaragaman Qalb

Kebanyakan masyarakat menyangka akal manusia berada di dalam strukrur otak.

Pandangan seperti ini dinilai banyak kalangan sebagai kebenaran yang tidak bisa ditolak. Padahal, sebenarnya masih banyak misteri tentang akal yang belum terungkap. Semakin diteliti semakin banyak pula memunculkan pertanyaan-pertanyaan baru. Konsep yang demikian berbeda dengan Zhāhir Ayat-Ayat Al-Quran yang menyatakan, ‘aql adalah fungsi dari qalb (jantung). Kenyataan ini membuat beberapa kalangan mencoba untuk membuktikan secara ilmiah kebenaran pernyataan Al-Quran tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian terkait hubungan ‘aql dan qalb, dan kebenaran fungsi qalb sebagai organ yang mempunyai fungsi Ta’aqqul dalam Al-Quran.

Dalam penelitian ini, dibahas kaitan ‘aql dan qalb dalam al-Quran, yang secara umum mempunyai konsep berbeda dengan mainstream yang berkembang dalam bidang-bidang keilmuan modern saat ini. Untuk mencapai hasil yang valid dan dapat diterima semua kalangan, maka dilakukan pendekatan dengan bermacam metode penafsiran yang ada. Akan tetapi agar penelitian ini dapat berjalan secara sistematis maka dipakai pendekatan maudhū’iy sebagai metode yang utama. Selain itu, sebagai penguat juga akan dipakai pendekatan integral holistik, menggabungkan metode ilmu-ilmu Islam dan ilmu-ilmu umum.

Karena, problema yang menimpa bidang keilmuan agama sekarang adalah, dianggap tidak ilmiahnya keilmuan tersebut sehingga sulit diterima masyarakat umum. Setelah dilakukan penelitian, ternyata dalam al-Quran, organ yang mempunyai potensi berpikir adalah jantung (qalb), bukan otak (dimāgh). Hubungan antara ‘aql dan qalb adalah searah, dimana ‘aql adalah aktitas dari substansi qalb. Kata Qalb dalam al-Quran adalah haqīqiy yang tidak bisa di-ta’wīl, berbeda dengan beberapa kalangan yang menyangka, qalb dalam al-Quran adalah majāz, atau perlu di-ta’wīl-kan. Sungguhpun pernyataan al-Quran tersebut adalah haqīqiy lughāwiy, namun kesimpulan demikian didukung oleh beberapa penelitian ilmiah, yang diantaranya dilakukan oleh Dr. Gohar Mushtaq. Hal tersebut juga sesuai dengan konsep ‘aql dalam dunia sufi yang salah satunya dikembangkan oleh Al-Ghazāliy.

(http://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/11426/)

MODUL 11 PSIKOLOG AGAMA

 KONSEP AL - AQL


1. Pengertian Aql

           Dalam kamus bahasa aql,  berasal dari kata kerja  aqala-ya’qilu-aqlan. Kamus-kamus Arab memberikan arti aql (secara harfiah) dengan pengertian al-imsak (menahan), al-ribath (ikatan), al-hijr (menahan), al-nahy (melarang) dan man’u (mencegah). Orang yang berakal (al-‘aaqil) adalah orang yang mengekang dirinya dan menolak keinginan hawa nafsunya. 

           Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, akal  mempunyai beberapa pengertian yang berbeda,  yaitu :

a.    daya  pikir (untuk mengerti, dsb);

b.    daya, upaya, cara melakukan  sesuatu;

c.    tipu daya, muslihat, 

d.    kemampuan melihat cara-cara memahami lingkungan.


        Dalam bahasa Inggris, aql dapat diterjemahkan menjadi mind, reason, common sense,  atau thought. Tetapi  al- Attas menerjemahkan aql sebagai  mind dan qalb menunjuk pada heart.  Secara bahasa, mind dalam Oxford Dictionary berarti, “seat of consciousness, thought, volition, and feeling; intellectual powers as distinct from will and emotion.”  Sedangkan heart selain  berarti  jantung, juga dimaknai sebagai, “centre of thought, feeling and emotion (especially love); capacity for feeling emotion, courage, enthusiasm, center of innermost part, essence.” 


(https://insists.id/konsep-aql-dan-qalb-dalam-perspektif-islam-1/#:~:text=Dalam%20Al%2DQur'an%2C,tetapi%20juga%20pemikiran%20pada%20manusia.)

 

2.      Keanekaragaman Aql

Al-Qur’an yang diturunkan di Arab membuatnya mengandung karakteristik

masyarakat Arab, yaitu setiap katanya mempunyai makna yang dalam dan penuh dengan keindahan sastra. Untuk memahami setiap makna Al- Qur’an, seseorang harus terlebih dahulu mengetahui makna kata yang digunakan dalam kalimat tersebut. Karena setiap kata mempunyai bermacam-macam makna, maka seseorang tidak dapat mengartikan sebuah kata secara acak tanpa mengetahui konteks pembicaraannya. Terlebih lagi ketika kata tersebut digunakan di dalam Al-Qur’an. kan menjadi fatal jika kata tersebut berkaitan dengan hukum dan akan menghasilkan hukum berbeda ketika diartikan dengan arti yang berbeda.

Qalb dalam Al-Qur’an seringkali dimaknai dengan hati tanpa mengetahui hati yang seperti apa yang dimaksud oleh kata ini. Karena tidak hanya qalb yang biasa dimaknai dengan hati, melainkan ada kata yang bersinonim seperti fu‟ad, lubb, dan sadr. Tafsiriyyah yang dihasilkan dari berbagai kamus-kamus arab seperti Lisan al-„Arab, Mu‟jam Mufradat fi Garib Al-Qur’an ataupun Mu’jam Maqayis Al-Lugah dan kitab-kitab tafsir, sehingga suatu kata dapat dimaknai sesuai penggunaan masyarakat Arab dan juga penggunaan masa kini yang dipaparkan oleh para mufasir. Adapun hasil penelitian ini adalah, qalb merupakan hati yang juga berfungsi sebagaimana akal, yaitu memahami. Akan tetapi, akal lebih kepada memahami hal-hal yang bisa dinalar dan terwujud secara abstrak dan bukan hal-hal yang bersifat keyakinan.

Berbeda dengan qalb yang dapat menembus sampai ranah ini. Oleh karena itu, orang yang tidak mempunyai keyakinan tentang sesuatu yang tidak terlihat akan sulit memahaminya, karena mereka hanya menggunakan akalnya saja. Fu’ad adalah hati yang lebih kepada perasaan, lembut dan sangat sensitif. Fu’ad ini adalah hati yang ketika seseorang sedih, maka ia adalah hati yang paling merasakan sedih, begitu juga ketika sedang dalam perasaan bahagia. Adapun Lubb adalah akal yang belum ternodai oleh apapun, ia masih murni dan orang-orang yang mempunyai lubb adalah orang yang suci dari segala hal yang menjauhkannya dari Allah swt. sedangkan sadr merupakan lapisan paling luar qalb. Qalb sebagaimana kata asalnya yang berarti terbolak-balik, ia dapat menjadi baik ataupun buruk. Ia bisa menjadi iman ataupun ragu-ragu dan berada dalam kemunafikan. Ia dapat tenang ataupun marah. Ia bisa menjadi teguh dan berani dan juga dapat menjadi takut. Ia dapat menjadi condong kepada suatu hal ataupun berpaling darinya dan ia dapat juga menjadi tunduk dan pasrah kepada Allah swt ataupun menjadi durhaka kepada-Nya.

(Drs. H. M. Yusron Asrofie M.A. :
http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/28420
)

Aql sebagai  masdhar tidak disebutkan dalam Al Quran. Tetapi sebagai kata kerja ‘aqala dengan segala akar katanya terdapat dalam al Quran sebanyak 49 kali. Semuanya menunjukkan unsur pemikiran pada manusia.

a.         Bentuk    عقلوهdisebutkan satu kali.. QS al-Baqarah (2) : 75. 

b.         Bentuk   تعقلونdisebutkan sekitar 24 kali, salah satunya dalam surat Yusuf 109.

c.         Bentuk نعقل disebutkan satu kali dalam surat Al  Mulk (67) ayat 10.

d.         Bentuk  يعقله disebutkan satu kali dalam surat Ankabuut (29)  ayat 43.

e.         Bentuk يعقلون disebutkan sekitar 22 kali. Salah satunya dalam al Baqarah (2) ayat  164.


MODUL 11 PSIKOLOGI AGAMA

 KONSEP AR - RUH

A.    Hakikat Ar Ruh


1.      Pengertian Ruh

            Selain Nafs Allah swt juga menganugerahi ruh. Kata ruh disebut dalam al qur’an

24 kali (Baharudin :141) dalam 19 surat tersebar dalam 21 ayat. 3 ayat ruh berarti pertolongan, 11 ayat berarti Jibril, 1 ayat wahyu atau al qur’an, 5 ayat aspek / dimensi psikis manusia. Ruh sangat berkaitan dengan darah, bersmaan dengan peredaran darah ke jantung makan selamaitu ruh akan selalu ada. Ruh juga berkaitan dengan hati, karena ruh dapat merasakan penderitaan atau kebahagiaan.

Menurut Ibnu Sina Ruh merupakan kesempurnaan awal jisim alami manusia yang memiliki kehidupan dengan daya

Menurut Al Farabi Ruh berasal dari alam perintah (amar) yang sifat nya berbeda dengan jasad.

Menurut Al Ghazaly Ruh adalah jazmaniah (zat halus yg berpusat dalam hati (jantung) menjalar ke seluruh tubuh (peredaran darah), dan ruhaniah (bagian dari yang ghaib).

Menurut Ibnu Zakaria Ruh memiliki kata dari “ra, wawu, ha” yang berarti besar, luas dan mulia semua itu mengisyaratkan agung, besar dan mulia baik nilai mmaupun kedudukannya dalam diri manusia

 

2.      Keanekaragaman Ruh

Manusia perlu melihat beberapa konsep dalam islam mengenai perbedaan agar

kita dapat memahami dan memaknai kehidupan ini lebih bijak dan baik lagi :

a.       Ruh Al Ta’addudiyyah yaitu upaya memahami orang lain. (QS.al hujurat : 13)

b.      Ruh Al Wathaniyya yaitu upaya mengembangkan dan melestarikan tradisi.

c.       Ruh Al Insaniyyah yaitu upaya menjaga komitmen kemanusiaan dalam berbangsa dan bernegara.

d.      Ruh Al Tadayyun yaitu upaya menanamkan kesadaran pada diri sendiri bahwa setiap manusia mempunyai ideologi yang tidak sama (memahami ideologi lain) .

MODUL 11 PSIKOLOGI AGAMA

 TUGAS SESESTER 2 


 KONSEP AN - NAFS

         Manusia adalah makhluk sempurna, para ilmuan dan filosof bahkan hampir semua kalangan tidak ingin mengabaikan fenomena besar dari penciptaan tersebut.

Penelitian ilmiah hingga saat ini hanya mengetahui unsur-unsur fisik pada manusia.

Nafs masih menjadi misteri karena kebenarannya sulit dibuktikan secara nyata.

Nafs dalam al qur’an banyak variasi maknanya.

Quraish Shihab berpendapat nafs dalam al qur’an sebagai totalitas manusia (QS: 5:32), tempat lain nafs apa yang terdapat dalam diri manusia yaitu tingkah laku (QS.13.11),

nafs dalam konteks pembicaraan manusia adalah sisi dalam manusia berupa baik dan buruk (M.Quraish shihab, 1996:285-286).

Konsep tentang hakekat manusia yang tertera dalam ayat-ayat al Qur’an berbunyi nafs pribadi manusia , nafs itu sangat penting untuk di bahas dan dianalisi.

A.    Hakikat An-nafs

1.        Pengertian An Nafs

Dalam istilah Kata An-Nafs dalam Al Qur’an ada sebanyak 297 kali, di gunakan berbagai bentuk dan makna. Bentuk mufrad (tunggal) 140 kali, bentuk jamak nufus 2 kali dan anfus 153 kali, dalam bentuk fi’il ada dua kali.

Dalam Kamus Al Munawir (Ahmad Warson Munawir, 1984:1545),  kata nafs (jamaknya anfus dan nufus) itu berarti roh dan jiwa, al jasad (badan / tubuh) dan masih banyak lagi.

Menurut Dawan Rahardjo (M. Dawan Rahardjo 1996:250) nafsu atau nafs berasal dari pembendaharaan Al Qur’an. Hanya saja Ketika telah menjadi kata/bahasa Indonesia, maknanya berubah dari aslinya. Bentuknya jamak anfus dan nufus diartikan sebagai “jiwa” (soul), “ pribadi” (person), hidup “life” dll.

Kata nafs pada suatu ayat diartikan sebagai totalitas manusia (Masganti Sitorus :106), seperti pada Surat Al Maidah Ayat 32. Penggunaan jamak anfus paling sering digunakan seperti pada nafs berarti diri manusia terdapat pada Surat Ali Imran Ayat 61,12,53,2.

Nafs dalam Tulisan – Tulisan Al-Ghazali yang dianggap mewakili para filosof teistik nafs adalah berdiri sendiri, jiwa bersifat seperti cahaya, tinggi, ringan, hidup, bergerak dan dapat menembus seluruh anggota badan seperti air dalam bunga mawar.

(M. Solihin,2003:127) Nafs dalam arti jasmani, kekuatan hawa nafsu, amarah, syahwat, dan perut dalam jiwa manusia yang menjadi sumber ahlak tercela.

Nafs dalam arti psikis adalah jiwa bersifat lathif , rohani, dan Rabbani ini lah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Seperti dalam firman Allah Swt dalam QS ar-ra’du ayat 11.

Menurut Quraish Shihab nafs dalam kontek membicarakan sisi dalam manusia  yang berpotensi baik dan buruk, Allah swt menciptakannya dalam keadaan sempurna untuk berfungsi kepada pemeliharaan nafs. Alloh swt berfirman dalam Qs.as-syam ayat 7,8,9,10.

Dalam hal ini al qur’an mengisyaratkan bahwa pada hakekatnya potensi positif manusia lebih kuat dari potensi negatifnya. Oleh karena itu Allah swt menuntut agar memelihara kesucian nafs.(Masganti sitorus: 108).


2.      Keanekaragaman Nafs.

Para ahli tasawuf membagi perkembangan jiwa menjadi 3 tingkatan :


a.       Manusia cenderung hanya memennuhi naluri rendahnya yang di sebut Jiwa Hayawaniyah (nafs amarah) ada dalam surat yusuf (12:53).

b.       Manusia mulai menyadari kesalahan dan dosanya dengan petunjuk Ilahi, kebangkitan rohani yang disebut  Jiwa Kemanusiaan (nafs lawwamah) ada dalam Surat Al Qayimah (73:2).

c.       Manusia telah bertrasnformasi masuk dalam kepribadiaan manusia, disebut Jiwa Ketenangan (nafs muthmainnah) ada dalam Surat Al Fajr (89:27-28).

TUGAS PSIKOLOG PENDIDIKAN SEMSESTER 3

  1.     SINOPSIS FILM NEGERI 5 MENARA Film di adaptasi dari novel karya A. Fuadi tayang di  Netflix  mulai 14 Juli 2022. Film ini tayang...