TUGAS SESESTER 2
KONSEP AN - NAFS
Manusia adalah makhluk sempurna, para ilmuan dan filosof bahkan hampir semua kalangan tidak ingin mengabaikan fenomena besar dari penciptaan tersebut.
Penelitian ilmiah hingga
saat ini hanya mengetahui unsur-unsur fisik pada manusia.
Nafs masih menjadi
misteri karena kebenarannya sulit dibuktikan secara nyata.
Nafs dalam al qur’an
banyak variasi maknanya.
Quraish Shihab berpendapat
nafs dalam al qur’an sebagai totalitas manusia (QS: 5:32), tempat lain
nafs apa yang terdapat dalam diri manusia yaitu tingkah laku (QS.13.11),
nafs dalam konteks
pembicaraan manusia adalah sisi dalam manusia berupa baik dan buruk (M.Quraish shihab, 1996:285-286).
Konsep tentang hakekat
manusia yang tertera dalam ayat-ayat al Qur’an berbunyi nafs pribadi manusia , nafs
itu sangat penting untuk di bahas dan dianalisi.
A. Hakikat
An-nafs
1.
Pengertian An Nafs
Dalam
istilah Kata An-Nafs dalam Al Qur’an ada sebanyak 297 kali,
di gunakan berbagai bentuk dan makna. Bentuk mufrad (tunggal) 140 kali, bentuk
jamak nufus 2 kali dan anfus 153 kali, dalam bentuk fi’il ada dua kali.
Dalam Kamus Al Munawir (Ahmad Warson Munawir, 1984:1545), kata nafs (jamaknya anfus
dan nufus) itu berarti roh dan jiwa, al jasad (badan / tubuh) dan masih banyak
lagi.
Menurut Dawan Rahardjo (M. Dawan Rahardjo 1996:250)
nafsu atau nafs berasal dari pembendaharaan Al Qur’an. Hanya saja Ketika telah
menjadi kata/bahasa Indonesia, maknanya berubah dari aslinya. Bentuknya jamak
anfus dan nufus diartikan sebagai “jiwa” (soul), “ pribadi” (person), hidup
“life” dll.
Kata nafs pada suatu ayat
diartikan sebagai totalitas manusia (Masganti
Sitorus :106), seperti pada Surat Al Maidah Ayat 32. Penggunaan
jamak anfus paling sering digunakan seperti pada nafs berarti diri manusia
terdapat pada Surat
Ali Imran Ayat 61,12,53,2.
Nafs
dalam Tulisan – Tulisan Al-Ghazali yang dianggap mewakili para filosof
teistik nafs adalah berdiri sendiri, jiwa bersifat seperti cahaya, tinggi,
ringan, hidup, bergerak dan dapat menembus seluruh anggota badan seperti air
dalam bunga mawar.
(M. Solihin,2003:127) Nafs dalam arti
jasmani, kekuatan hawa nafsu, amarah, syahwat, dan perut dalam jiwa manusia
yang menjadi sumber ahlak tercela.
Nafs dalam arti psikis
adalah jiwa bersifat lathif , rohani, dan Rabbani ini lah yang membedakan
manusia dengan makhluk lainnya. Seperti dalam firman Allah Swt dalam QS ar-ra’du ayat 11.
Menurut
Quraish Shihab nafs dalam kontek membicarakan sisi dalam manusia yang berpotensi baik dan buruk, Allah swt
menciptakannya dalam keadaan sempurna untuk berfungsi kepada pemeliharaan nafs.
Alloh swt berfirman dalam Qs.as-syam ayat 7,8,9,10.
Dalam hal ini al qur’an
mengisyaratkan bahwa pada hakekatnya potensi positif manusia lebih kuat dari
potensi negatifnya. Oleh karena itu Allah swt menuntut agar memelihara kesucian
nafs.(Masganti sitorus: 108).
2. Keanekaragaman Nafs.
Para ahli tasawuf membagi perkembangan jiwa menjadi 3 tingkatan :
a.
Manusia cenderung hanya memennuhi naluri
rendahnya yang di sebut Jiwa Hayawaniyah (nafs amarah) ada dalam surat yusuf (12:53).
b. Manusia
mulai menyadari kesalahan dan dosanya dengan petunjuk Ilahi, kebangkitan rohani
yang disebut Jiwa Kemanusiaan (nafs
lawwamah) ada dalam Surat
Al Qayimah (73:2).
c.
Manusia telah bertrasnformasi masuk dalam
kepribadiaan manusia, disebut Jiwa Ketenangan (nafs muthmainnah) ada
dalam Surat Al Fajr
(89:27-28).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar