Kamis, 15 Juni 2023

MODUL 11 PSIKOLOG AGAMA

 KONSEP AL - AQL


1. Pengertian Aql

           Dalam kamus bahasa aql,  berasal dari kata kerja  aqala-ya’qilu-aqlan. Kamus-kamus Arab memberikan arti aql (secara harfiah) dengan pengertian al-imsak (menahan), al-ribath (ikatan), al-hijr (menahan), al-nahy (melarang) dan man’u (mencegah). Orang yang berakal (al-‘aaqil) adalah orang yang mengekang dirinya dan menolak keinginan hawa nafsunya. 

           Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, akal  mempunyai beberapa pengertian yang berbeda,  yaitu :

a.    daya  pikir (untuk mengerti, dsb);

b.    daya, upaya, cara melakukan  sesuatu;

c.    tipu daya, muslihat, 

d.    kemampuan melihat cara-cara memahami lingkungan.


        Dalam bahasa Inggris, aql dapat diterjemahkan menjadi mind, reason, common sense,  atau thought. Tetapi  al- Attas menerjemahkan aql sebagai  mind dan qalb menunjuk pada heart.  Secara bahasa, mind dalam Oxford Dictionary berarti, “seat of consciousness, thought, volition, and feeling; intellectual powers as distinct from will and emotion.”  Sedangkan heart selain  berarti  jantung, juga dimaknai sebagai, “centre of thought, feeling and emotion (especially love); capacity for feeling emotion, courage, enthusiasm, center of innermost part, essence.” 


(https://insists.id/konsep-aql-dan-qalb-dalam-perspektif-islam-1/#:~:text=Dalam%20Al%2DQur'an%2C,tetapi%20juga%20pemikiran%20pada%20manusia.)

 

2.      Keanekaragaman Aql

Al-Qur’an yang diturunkan di Arab membuatnya mengandung karakteristik

masyarakat Arab, yaitu setiap katanya mempunyai makna yang dalam dan penuh dengan keindahan sastra. Untuk memahami setiap makna Al- Qur’an, seseorang harus terlebih dahulu mengetahui makna kata yang digunakan dalam kalimat tersebut. Karena setiap kata mempunyai bermacam-macam makna, maka seseorang tidak dapat mengartikan sebuah kata secara acak tanpa mengetahui konteks pembicaraannya. Terlebih lagi ketika kata tersebut digunakan di dalam Al-Qur’an. kan menjadi fatal jika kata tersebut berkaitan dengan hukum dan akan menghasilkan hukum berbeda ketika diartikan dengan arti yang berbeda.

Qalb dalam Al-Qur’an seringkali dimaknai dengan hati tanpa mengetahui hati yang seperti apa yang dimaksud oleh kata ini. Karena tidak hanya qalb yang biasa dimaknai dengan hati, melainkan ada kata yang bersinonim seperti fu‟ad, lubb, dan sadr. Tafsiriyyah yang dihasilkan dari berbagai kamus-kamus arab seperti Lisan al-„Arab, Mu‟jam Mufradat fi Garib Al-Qur’an ataupun Mu’jam Maqayis Al-Lugah dan kitab-kitab tafsir, sehingga suatu kata dapat dimaknai sesuai penggunaan masyarakat Arab dan juga penggunaan masa kini yang dipaparkan oleh para mufasir. Adapun hasil penelitian ini adalah, qalb merupakan hati yang juga berfungsi sebagaimana akal, yaitu memahami. Akan tetapi, akal lebih kepada memahami hal-hal yang bisa dinalar dan terwujud secara abstrak dan bukan hal-hal yang bersifat keyakinan.

Berbeda dengan qalb yang dapat menembus sampai ranah ini. Oleh karena itu, orang yang tidak mempunyai keyakinan tentang sesuatu yang tidak terlihat akan sulit memahaminya, karena mereka hanya menggunakan akalnya saja. Fu’ad adalah hati yang lebih kepada perasaan, lembut dan sangat sensitif. Fu’ad ini adalah hati yang ketika seseorang sedih, maka ia adalah hati yang paling merasakan sedih, begitu juga ketika sedang dalam perasaan bahagia. Adapun Lubb adalah akal yang belum ternodai oleh apapun, ia masih murni dan orang-orang yang mempunyai lubb adalah orang yang suci dari segala hal yang menjauhkannya dari Allah swt. sedangkan sadr merupakan lapisan paling luar qalb. Qalb sebagaimana kata asalnya yang berarti terbolak-balik, ia dapat menjadi baik ataupun buruk. Ia bisa menjadi iman ataupun ragu-ragu dan berada dalam kemunafikan. Ia dapat tenang ataupun marah. Ia bisa menjadi teguh dan berani dan juga dapat menjadi takut. Ia dapat menjadi condong kepada suatu hal ataupun berpaling darinya dan ia dapat juga menjadi tunduk dan pasrah kepada Allah swt ataupun menjadi durhaka kepada-Nya.

(Drs. H. M. Yusron Asrofie M.A. :
http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/28420
)

Aql sebagai  masdhar tidak disebutkan dalam Al Quran. Tetapi sebagai kata kerja ‘aqala dengan segala akar katanya terdapat dalam al Quran sebanyak 49 kali. Semuanya menunjukkan unsur pemikiran pada manusia.

a.         Bentuk    عقلوهdisebutkan satu kali.. QS al-Baqarah (2) : 75. 

b.         Bentuk   تعقلونdisebutkan sekitar 24 kali, salah satunya dalam surat Yusuf 109.

c.         Bentuk نعقل disebutkan satu kali dalam surat Al  Mulk (67) ayat 10.

d.         Bentuk  يعقله disebutkan satu kali dalam surat Ankabuut (29)  ayat 43.

e.         Bentuk يعقلون disebutkan sekitar 22 kali. Salah satunya dalam al Baqarah (2) ayat  164.


Tidak ada komentar:

TUGAS PSIKOLOG PENDIDIKAN SEMSESTER 3

  1.     SINOPSIS FILM NEGERI 5 MENARA Film di adaptasi dari novel karya A. Fuadi tayang di  Netflix  mulai 14 Juli 2022. Film ini tayang...