IBN TAIMIAH

Prof.Dr.H.Abdul Rozak, M.Ag

 Prof.Dr.H. Rosihon Anwar, M.Ag

ILMU KALAM HAL. 138

NAMA             : IBN TAIMIAH

LENGKAP      : TAQIYUDDIN AHMAD BIN ABI AL HALIM BIN TAIMIAH

TTL                 : HARRAN, 10 RABIUL AWWAL 661 H. 

WAFAT           :  SENIN, 20 DZULHIJAH 729 H

Syihabuddin Abu Ahmad Abdul Halim bin Abdissalam Ibn Abdillah bin Taimiah adalah ayam dari Ibn Taimiah beliau seorang syekh, khatib, dan hakim dikotanya.

menurut Ibrahim Madzkur, Ibn Taimiah adalah seorang tokoh salaf ekstrim karena kurang memberikan ruang gerak pada akal. guru nya yaitu muttaqi, wara' dan zuhud.

Ibnu Taimiyah memiliki saudara berjumlah tiga orang, mereka adalah Syarfuddin Imam Abdullah seorang ahli fiqh kenamaan , Zainuddin Abdurrahman dan Badruddin Muhammad.

Ibn Taimiah seorang panglima, muhaddist, mufasir, faqih, teolog, luas wawasan tentang filsafat juga. beliau berani mengkritisi para ulama sehingga membangkitkan amarah dan beliau berulang kali masuk penjara karenanya. Ibn TAimiah pada usia 17 th dipercaya masyarakat untuk memberikan pandangan-pandangan maslah hukum secara resmi, beliau memiliki kedudukan sebagai gubernur Damaskus.

PEMIKIRAN TEOLOGI IBN TAIMIAH

menurut IBRAHIM MADZKUR

1. berpegang teguh pada Nash ( al qur'an dan hadist)

2. tidak memberikan kebebasan pada akal

3. berpendapat al qur'an mengandung semua ilmu agama

4. dalam islam hanya ada 3 generasi yg diteladani ( sahabat, tabiin, dan tabii tabiin)

Ibn Taimiah adalah seorang tekstualis oleh karenanya pandangan beliau dianggap oleh para ulama masuk pada mazhab Hanbali.

Ibn Taimiah percaya sepenuh hati terhadap sifat-sifat Alloh swt, percaya sepenuhnya terhadap nama-nama-Nya, menerima sepenuhnya nama dan sifat Alloh swt.

berdasarkan keyakinannya, beliau tidak menyetujui penafsiran ayat-ayat mutasyabihat.ayat atau hadist harus diteriam dan diartikan sebagaimana adanya. dengan tidak men-tajsim-kan , tidak menyerupakan-Nya dengan mahluk. jadi pokok permasalahnnya upaya membedakan tuhan dengan makhluk-Nya secara mutlak. demikian pula dengan keinginan manusia untuk meyatu dengan tuhan itu suatu yang mustahil.